Satupersen.co.id – Di Indonesia banyak terdapat sekolah kedinasan. Salah satunya yakni STPN (Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional) yang merupakan salah satu perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Agraria dan Tata Ruangan/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Setiap sekolah kedinasan tentu saja memiliki prospek kerja yang baik di masa mendatang, begitu pula dengan prospek kerja untuk lulusan STPN. Namun berapa kira-kira gaji lulusan STPN? Yuk simak pembahasannya kali ini.
Program PPK-STPN Diploma 1 dikembangkan khusus sebagai pelatihan asisten survey kadaster. Lulusan D-1 Pemetaan dan Pengukuran di STPN nantinya dapat diangkat menjadi Surveyor berizin PMNAKBPN dengan status Assisten Surveyor Kadastral.
Tentu saja negara ini membutuhkan staff yang handal dan detail yang bersama dengan panitia reformasi tanah, yang pantas di tempatkan sebagai subyek reformasi tanah dan sebagai objek untuk melakukan tugas mengukur dan mendaftarkan legalitasnya.
Karena Indonesia belum memiliki satu kemampuan tersebut. Pada waktu itu hanya terdapat satu petugas registrasi tanah di bawah Menteri Kehakiman yang mewarisi sistem notaris Belanda.
Memang, Presiden dan Menteri Kehakiman muda mengeluarkan beberapa peraturan pertanahan, termasuk Peraturan Pemerintah. Peraturan itu di laksanakan karena Indonesia masih dalam kondisi darurat.
Pendirian salah satu lembaga pendidikan ditujukan untuk mempercepat proses penerapan lima misi besar yang diamanahkan oleh UUPA tahun 1960. Lahir dari UUPA, Departemen Pertanian di bawah instruksi Dr. Sadjarwo, yang mengurusi Departemen Perkebunan, Pertanian, dan Kehutanan.
Mengenai STPN (Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional)
STPN (Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional) merupakan perguruan tinggi resmi yang telah berdiri sejak lama dan sudah melatih ribuan mahasiswa yang sekarang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Kehadiran STPN sebagai sejarah perguruan tinggi sejak tahun 1963 yang dulunya bernama Akademi Agraria ini bisa di kategorikan sebagai salah satu perguruan tinggi resmi paling tua di Indonesia.
Untuk memenuhi kebutuhan di atas, di bangunlah Akademi Pertanian di Yogyakarta dengan Departemen Pertanian di tahun 1963, menyusul dibukanya Departemen Pendaftaran Tanah di Semarang di tahun 1964.
Pelajar akademi di bawa lebih dekat dengan faktor pertanian dan teknis survey pendaftaran dan tanah. Sejak awalnya, lembaga pendidikan ini tidak memisahkan kedua faktor itu, apa lagi menentukan pembagian pengetahuan di antara faktor teoritis dan praktis.
Karena itu mahasiswa pertanian perlu memahami permasalahan pertanian untuk memikirkan peraturan mana yang sesuai untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut.
Agenda khusus land reform melalui fasilitas sosial melakukan reformasi struktur sosial berdasarkan kepemilikan tanah, politik masyarakat mengganti politik asli masyarakat lokal yang terlibat pada hubungan feodal-kolonial dibanding tanah.
Kesadaran politik masyarakat tumbuh, dan ekonomi menjadi basis produksi dan distribusi tenaga kerja (menetapkan batasan maksimal) untuk beberapa negara industri berdasarkan pembangunan perdesaan.
Pada tahun 1964, berdasar SK Menteri Pertanian tanggal 5 Mei 1964, Departemen Pendaftaran Tanah di bangun pada Akademi Agraria di Semarang.
Kemudian di tanggal 24 September 1971, berdasarkan SK Menteri Dalam Negeri, di bangun Departemen Pertanahan di Akademi Agraria di Yogyakarta.
Dan di tanggal 16 Juli 1983, Akademi Agraria di Semarang dan Akademi Pertanian di Yogyakarta di gabungkan dengan dinamai Akademi Pertanian yang berlokasi di Yogyakarta.
Akademi itu memiliki 4 departemen yaitu jurusan Tata Guna Tanah, Pendaftaran Tanah, Landreform, dan jurusan Hak Atas Tanah. Akademi tersebut hanya bertahan selama 3 tahun sampai tahun 1986 ketika program Baccalaureate di ganti menjadi program Diploma III (D3).
Gaji Lulusan STPN
Masuk sekolah resmi atau ikatan dinas menjadi salah satu keinginan pelajar yang hendak melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Karena kelak kesempatan karier setelah lulus sekolah sangat baik.
Salah satu sekolah resmi ialah STPN di Banyuraden, Kabupaten Sleman, Kecamatan Gamping, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Diantaranya di STPN itu terdapat program studi D4 Tanah dengan konsentrasi pada manajemen, Pemetaan dan Pendaratan, serta D1 Survey dan Pemetaan Kadaster. Dan ada pula program pendidikan khusus PPAT (prodiksus).
Lulusan STPN bisa mengikuti seleksi dan menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), yang tentu saja gajinya pun tergantung dari golongan masing-masing. Yakni berdasarkan golongan, dengan golongan 1A, 2A, dan 3A. Berikut rinciannya:
- Golongan 1A sebesar Rp. 1.560.800 – Rp. 2.335.800.
- Golongan 2A sebesar Rp. 2.022.200 – Rp. 3.373.600.
- Golongan 3A sebesar Rp. 2.579.400 – Rp. 4.236.400.
Sementara itu, lulusan STPN juga dapat bekerja sebagai pegawai swasta misalnya di Kantor Jasa Surveyor Kadastral Berlisensi (KJSKB) atau di Pengembang Properti. Beberapa posisi yang dapat dilamar beserta gaji lulusan STPN adalah sebagai berikut :
- Gaji Ahli Pemetaan dan Surveyor di KJSKB sebanyak Rp. 2.829.490 – Rp. 5.454.145.
- Gaji Lulusan STPN yang bekerja di kantor PPAT adalah sekitar Rp. 4.000.000 – Rp. 5.000.000.
- Gaji sebagai Agen Properti sekitar Rp. 4.000.000 – Rp. 6.000.000 per bulan.
- Lulusan STPN yang bekerja sebagai Surveyor Property (Developer Perumahan) mendapatkan gaji sekitar Rp. 3.500.000 – Rp. 5.000.000 per bulan.
Baca Juga: Daftar Gaji Pokok dan Tunjangan yang Diterima PNS Tiap Bulan
Tunjangan yang Didapat Lulusan STPN
Selain gaji pokok di atas, lulusan STPN yang bekerja sebagai pegawai PNS juga akan menerima tunjangan beedasarkan golongannya masing-masing. Tunjangan yang di terima di antaranya adalah:
- Tunjangan suami/istri sebesar 5%.
- Tunjangan anak sebesar 2%.
- Tunjangan makan sebesar Rp. 35.000 – Rp. 37.000.
- Tunjangan umum untuk golongan I sebesar Rp. 175.000, golongan II sebesar Rp. 180.000, dan golongan III sebesar Rp. 185.000.
Demikianlah pembahasan yang dapat kami berikan mengenai gaji lulusan STPN beserta tunjangannya dan informasi lainnya. Semoga dapat bermanfaat untuk kamu terutama bagi calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi di STPN.